04 November 2008

Pesanan Solar Industri Turun

PALEMBANG (SINDO) – Berkurangnya aktivitas perusahaan sebagai dampak krisis global membuat pemesanan solar industri (nonsubsidi) mengalami penurunan.

Ketua Gabungan Perusahaan Perkebunan Sumatera Selatan (GPPSS) Syamsir Syahbana mengatakan, dampak yang dirasakan perusahaan perkebunan kelapa sawit dan karet saat ini adalah menurunnya pasokan bahan baku untuk produksi. Sebab, para petani plasma enggan memanen buah sawit karena harga jual tandan buah segar sedang hancur di pasaran. “Akibatnya, pasokan ke perusahaan jauh menurun,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Dampak lebih besar yang dihadapi perusahaan dari anjloknya harga komoditas crude palm oil (CPO) yakni tertahannya produksi pabrik. Hal itu disebabkan biaya produksi tidak tertutupi dengan harga jual. Selain itu, pesanan dari negara importir mengalami penurunan drastis pascakrisis finansial yang melanda dunia. Menurut Syamsir, dengan ditahannya proses produksi, pemesanan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang digunakan untuk mesin produksi juga dikurangi. “Untuk solar industri memang mulai dikurangi karena proses produksi pabrik menurun. Mengenai angka resminya, saya belum dapat dari perusahaan-perusahaan anggota kami. Namun, diperkirakan penurunan penggunaan solar industri mencapai 10%–15% per perusahaan,” paparnya.

Sementara itu, Asisten Humas PT Pertamina (Persero) UPms BBM Ritel Region II Roberth MV menerangkan, sejak krisis finansial global merebak, telah terjadi penurunan pemesanan BBM industri. Namun, hingga kini pihaknya belum bisa merilis angka resmi penurunan tersebut karena masih dalam tahap evaluasi. “Kita akui memang terjadi penurunan pemesanan dari industri, tapi tidak banyak. Kan mereka mengurangi, bukan berhenti produksi, jadi ya tetap butuh solar industri,” tuturnya. (iwan setiawan)

halaman 22

Tidak ada komentar: