07 November 2008

Perlambatan Kredit Ancam Sektor Riil

PALEMBANG (SINDO) – Perlambatan laju pinjaman perbankan berimbas pada usaha sektor riil. Dengan penyusutan kredit perbankan, sektor riil terancam kehilangan sumber pendanaan dalam jumlah besar.

Direktur Center for Banking Crisis (CBC) Achmad Deni Danuri mengatakan, krisis keuangan global juga menyeret harga komoditas, seperti minyak, yang telah mencapai harga di bawah USD70 per barel dan bahkan dalam beberapa hari terakhir ini memperlihatkan tanda-tanda menyentuh harga di bawah USD60 per barel.

Sementara itu, pengamat ekonomi Unsri Syaipan Djambak menerangkan, pengendalian inflasi yang tinggi dan depresiasi nilai tukar rupiah merupakan tugas otoritas moneter (pemerintah dan BI) melalui kebijakan moneternya. Adapun kebijakan moneter yang diambil BI adalah meningkatkan suku bunga BI rate. Dengan meningkatnya BI rate, diharapkan akan mengurangi pelarian modal keluar negeri. Selain itu, kebijakan tersebut mengeliminasi tekanan terhadap agregate demand sehingga inflasi dapat ditekan. “Namun, peningkatan BI rate yang secara otomatis meningkatkan bunga tabungan dan bunga kredit juga menimbulkan efek negatif,” tuturnya. (iwan setiawan)

halaman 21

Tidak ada komentar: