03 November 2008

Penyelesaian Krisis Tak Efektif

PALEMBANG (SINDO) – Kalangan pengamat berharap pemerintah melakukan langkah penyelamatan untuk mengatasi krisis agar perekonomian tidak terpuruk.

Direktur International Center for Applied Finance and Economics (InterCAFE) Iman Sugema mengatakan, krisis finansial global telah merambah seluruh dunia. Hal itu terbukti dengan terjadinya penurunan dan koreksi habis-habisan pada bursa global yang berlangsung secara beruntun. Selanjutnya, harga komoditas primer mulai dari logam hingga makanan juga mengalami penurunan harga yang tajam. “Minimal saat ini kita mengetahui terdapat tiga jenis krisis yang sedang terjadi, yaitu krisis sektor properti, krisis finansial global, dan krisis komoditas global. Untuk Indonesia sendiri, secara makro yang terasa adalah krisis finansial, tetapi di level mikro yang terasa adalah krisis komoditas,” ujarnya kepada SINDO di Palembang belum lama ini.

Sementara itu, Direktur Center for Banking Crisis (CBC) Achmad Deni Danuri mengatakan, pengaruh krisis finansial global ke sektor riil di Indonesia sangatlah besar karena utamanya disebabkan kebijakan antisipasi krisis yang dilakukan pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia cenderung merugikan pembangunan sektor riil di Indonesia. Menurut Deni, kebijakan kenaikan tingkat suku bunga BI rate misalnya yang justru bersifat kontraproduktif terhadap perbaikan sektor riil di tengah kelangkaan likuiditas di dalam perekonomian. ”Dengan kondisi seperti ini, kebijakan kenaikan BI rate bukan saja menambah runyam masalah likuiditas, tetapi juga bertentangan dengan tren global itu sendiri yang berupaya agar cost capital tidak terus terdongkrak naik,” tuturnya. (iwan setiawan)

halaman 22

Tidak ada komentar: