02 Oktober 2011

Konsentrasi Lifter Terpecah

PALEMBANG – Menghadapi SEA Games XXVI mendatang, konsentrasi lifter Indonesia terpecah. Dibebani meraih hasil terbaik di SEA Games, lifter Merah Putih juga harus tampil habis-habisan di Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Prancis, awal November mendatang.

Hal itu disampaikan Ketua Bidang
Hubungan Internasional PB Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI), Sonny Kasiran. Menurut Sonny, waktu penyelenggaraan SEA Games memang berbarengan dengan pelaksanaan kejuaraan dunia 2011 yang rencananya digelar 10–17 November 2011. Hal itu jelas berdampak pada persiapan yang dilakukan atlet dan pelatih. “Turun di SEA Games jelas penting karena peluang medali kita cukup besar. Namun, turun di kejuaraan dunia yang sekaligus Pra-Olimpiade juga tidak kalah penting. Sebab, berdasarkan hasil kejuaraan dunia 2010, Indonesia masih mempunyai peluang lolos ke olimpiade,” ujarnya.
Menurut Sonny, pada kejuaraan dunia 2010 di Turki, Indonesia meraih poin delapan. Poin itu nantinya diakumulasikan dengan poin yang didapatkan pada kejuaraan dunia 2011 dan dibagi dua. “Inilah yang menjadi dilema pengurus PB PABBSI. Sebab, sayang sekali kalau sampai tidak lolos ke Olimpiade. Di sisi lain, SEA Games juga penting artinya karena Indonesia bertindak selaku tuan rumah dan diharapkan angkat besi menyumbang medali yang signifikan,” tuturnya.
Persoalan ini sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya Indonesia memiliki lifter pelapis berkualitas sehingga siapa yang diturunkan di SEA Games maupun kejuaraan dunia tinggal menentukan nama saja. Namun, kenyataannya di lapangan, lifter pelapis yang dimiliki Indonesia berbeda jauh dengan lifter inti di Pelatnas. “Contohnya China atau Thailand. Mereka punya pelapis yang kualitasnya tidak terlalu jauh sampai enam tingkatan sehingga kalau ada turnamen yang waktunya bentrok seperti ini mereka tidak terlalu pusing seperti kita saat ini,” katanya.
Sonny mengatakan, keputusan siapa lifter yang berangkat ke kejuaraan dunia nanti tentunya ada di tangan pelatih dan manajer tim nasional. Bahkan, demi “mengamankan” hasil SEA Games, pelaksanaan pertandingan angkat besi dijadwalkan jelang hari penutupan sehingga lifter Indonesia yang harus tampil di kejuaraan dunia memiliki waktu recovery meski diakuinya tidak akan terlalu banyak membantu.

Sonny, yang juga Ketua Panpel Angkat Besi SEA Games XXVI, mengatakan, cabang olahraga angkat besi SEA Games XXVI akan memainkan 14 nomor. Sementara peserta yang berpartisipasi di angkat besi hanya sembilan negara. “Dua negara, yaitu Brunei Darussalam dan Kamboja absen. Alasan mereka karena hingga saat ini belum memiliki lifter yang mampu bersaing di SEA Games. Di SEA Games nanti hanya terdapat empat negara yang turun dengan kekuatan penuh, yaitu Indonesia, Thailand, Myanmar dan Vietnam. Namun, bukan berarti negara peserta lain tidak memiliki peluang meraih medali,” tuturnya.
Sebagai upaya membangkitkan angkat besi ASEAN, federasi angkat besi negara-negara ASEAN sepakat membentuk Federasi Angkat Besi ASEAN yang mana Ketua Umum PB PABBSI Adang Daradjatun dipercaya menjabat Presiden SEAWF periode 2011–2013. Tujuan utama didirikannya federasi ini untuk memunculkan prestasi angkat besi dari kawasan ASEAN agar dapat bersaing di pentas dunia. “Salah satu langkah yang ditempuh adalah mengaktifkan pembinaan cabang olahraga angkat besi di negara ASEAN yang belum aktif. Tujuannya, pada penyelenggaraan SEA Games berikutnya seluruh negara ASEAN sudah bisa mengirimkan atletnya dan bersaing untuk menunjukkan pembinaan di negara mana yang berhasil,” paparnya. ●iwan setiawan

Tidak ada komentar: