01 Oktober 2009

Hanya Unggul Satu

PALEMBANG (SI) – Sriwijaya FC (SFC) hanya mampu meraih kemenangan tipis satu gol, saat Laskar Wong Kito menjamu klub Divisi Utama Semen Padang (SP) di laga uji coba kemarin.

Tampil di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, meski mampu memenuhi target meraih kemenangan, SFC masih mengkhawatirkan. Raut wajah kurang puas pun terpancar dari wajah Pelatih SFC Rahmad ’RD’ Darmawan. Sebab, anak asuhnya belum juga menunjukkan kemampuan terbaiknya. Selain karena tidak bermainnya enam pilar utama SFC karena masuk training centre (TC) tim nasional Indonesia, ada sejumlah masalah yang menyertai tim ini. RD masih dihadapkan masalah kebugaran pemain setelah jeda Lebaran. Pertandingan ini sempat terganggu akibat kabut asap yang menyelimuti Palembang sehingga kickoff pun dimajukan menjadi pukul 15.30 WIB.

SFC yang tampil tanpa separuh kekuatannya pun langsung ditekan oleh SP. Menggunakan strategi 4-3-3 lalu bertransformasi menjadi 4-4-2, RD memaksimalkan pergerakan kedua sayapnya yang diisi Oktavianus dan Mustofa Aji. Namun, strategi tersebut mampu diantisipasi dengan baik oleh Arsitek SP Arcan Iurei Anatolievici yang menurunkan formasi 3-4-3. Hasilnya pun bisa dibilang pada babak pertama SFC minim peluang.

Kondisi berbeda ditunjukkan tim tamu yang berhasil menciptakan beberapa peluang emas melalui pergerakan strikernya, Marcio Souza. Hanya ketidaktenangan mantan bomber Persela Lamongan dalam menyelesaikan peluang jadi masalah SP. Selain itu, SFC juga patut berterima kasih dengan penjaga gawangnya, Hendro Kartiko. Mantan kiper timnas ini tampil bagus.

Memasuki babak kedua, RD menginstruksikan pemainnya agar bermain lebih agresif. Hasilnya, baru berjalan satu menit, Zah Rahan dkk mampu membahayakan gawang SP yang dijaga Ahmad Kurniawan. Melalui pergerakan eksplosif Mustofa di sisi kiri pertahanan SP, bola dikirimnya ke tengah kotak penalti untuk jadi peluang matang. Sayang, Rahmat ’Poci’ Rivai yang telah menanti pun langsung menanduk bola tersebut, tapi masih bisa dihalau Ahmad. Bola rebound juga tidak mampu dimaksimalkan Oktavianus yang melepaskan tendangan keras tapi masih membentur kiper SP. Perubahan strategi lalu dilakukan RD, dengan menarik keluar Alamsyah Nasution dan memasukan Tony Sucipto, membuat permainan SFC lebih hidup. Hasilnya, pada menit ke-62 Oktavianus melakukan sundulan keras dan membobol jala SP.

RD mengatakan, hasil pertandingan menghadapi SP belum menunjukkan karakter SFC yang sebenarnya. Salah satu penyebabnya adalah tidak turunnya beberapa pemain pilar, meski secara individu ada kemajuan. Salah satunya adalah cara main duet bek muda Bobby Satria dan I Gusti Ngurah Nana yang diplot menggantikan Charis Yulianto dan Ambrizal di lini belakang. ”Secara kualitas individu ketika satu lawan satu dengan lawan, saya sangat suka karena karakter mereka kuat. Kecepatan dan menutup gerakan lawan saya rasa mereka lebih bagus dari seniornya. Tapi, yang membedakan mereka dengan para seniornya adalah ketika membangun serangan dari bawah,” tutur RD.

Dari SP, menurut Arcan Iurie, hasil pertandingan ini sudah maksimal. Sebab, dia mengakui kualitas pemain SFC berada di level yang lebih tinggi dibanding timnya. Yang penting, uji coba ini bisa dijadikan pelajaran bagi pasukannya untuk lebih percaya diri menatap kompetisi Divisi Utama. (iwan setiawan)

Tidak ada komentar: