02 Maret 2009

Rotasi Tak Berjalan Sempurna,SFC Takluk

PALEMBANG (SINDO) – Tanpa diperkuat beberapa pemain intinya, Sriwijaya FC harus mengakui keunggulan Persita Tangerang dengan skor tipis 2-1. Kekalahan ini sekaligus membuyarkan keinginan SFC menggeser Persipura Jayapura dari puncak klasemen sementara Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009.

Absennya beberapa pilar inti SFC terbukti berpengaruh besar terhadap tim asuhan Rahmad “RD” Darmawan itu. Dampak dari tidak turunnya penjaga gawang Ferry Rotinsulu (cedera), Charis Yulianto (skorsing dari Komdis), dan Isnan Ali (cadangan) di lini belakang Laskar Wong Kito cukup membuat anak-anak Tangerang leluasa mengkreasi serangan mereka. Bahkan jantung pertahanan SFC yang dikawal Tsimi Jacques dan Mauli Lessy sangat rapuh dan sering terlihat salah paham ketika mengantisipasi serangan balik cepat yang kerap diperagakan Laskar Cisadane–julukan Persita Tangerang.

Sejak peluit babak pertama ditiupkan wasit Alil Rinenggo asal Semarang, pertandingan yang digelar di Stadion Siliwangi, Bandung, itu diwarnai permainan terbuka dan saling serang antara tim beda kasta di klasemen sementara. Beberapa kali peluang tuan rumah melalui striker Adolfo Souza mengancam gawang SFC yang dijaga Dede Sulaiman. Kondisi tersebut disambut anak-anak Palembang dengan menggoyang pertahanan Persita melalui trisula Ngon-Budi-Kayamba yang disokong pergerakan Zah Rahan. Namun rapatnya pertahanan yang diterapkan anak-anak Tangerang membuat beberapa peluang SFC tidak kunjung berbuah gol.

Akhirnya papan skor pun berubah di menit ke-26 setelah Wijay yang menerobos ke sisi kanan pertahanan Persita melepaskan umpan ke kotak penalti dan disambut dengan sepakan keras kaki kiri Ngon A Djam. Meski Persita berusaha keras untuk menyamakan kedudukan, keunggulan 0-1 SFC bertahan hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, Pelatih Persita Zainal Abidin menggantikan Yusuf Sutan Mudo dengan Christian Bekatal untuk menambah daya gedor timnya. Strategi tersebut cukup ampuh. Beberapa kali Bekatal mampu menerobos dan merepotkan barisan pertahanan SFC. Terus-menerus ditekan, akhirnya pemain belakang SFC kehilangan konsentrasi. Penetrasi Agus Salim di dalam kotak penalti pada menit ke-51 dihalangi Mauli Lessy hingga membuat Agus terjatuh. Tanpa ampun wasit Alil pun menunjuk titik putih yang dieksekusi dengan sempurna oleh Adolfo Souza untuk menyamakan kedudukan 1-1.

Tiga menit berselang, Adolfo kembali merobek jala SFC. Kali ini lewat sontekan cantik memanfaatkan umpan Kery Yudiono dari sisi kanan barisan pertahanan Sriwijaya FC. Skor kembali berubah 2-1 untuk Persita dan bertahan hingga peluit panjang ditiup.

Pelatih Kepala SFC Rahmad “RD” Darmawan mengaku kecewa dengan hasil yang diraih SFC kemarin. Namun bagaimanapun ia dan seluruh tim harus menerima hasil ini. Menurut mantan pelatih Persipura dan Persija ini, pemain SFC tampil kurang tenang. Ia melihat pemainnya mengikuti irama Persita yang bermain cepat. Padahal fisik para pemain SFC belum begitu bugar seusai pertandingan melawan Persib Bandung Kamis (26/2) lalu. “Saya gak mungkin selamanya memainkan pemain yang sama di setiap pertandingan. Tapi inilah dilemanya rotasi, pemain yang biasa main dengan yang jarang main beda percaya dirinya,” kata RD kepada SINDO semalam.

Sementara itu pelatih fisik SFC Satya Bagdja mengatakan, para pemain memang tampak mengalami kelelahan. Namun ia juga menilai para pemain yang selama ini berada di bangku cadangan masih demam lapangan ketika diturunkan menjadi starter. Padahal tujuan dilakukannya rotasi pemain adalah untuk menutupi celah yang ditinggalkan pemain inti. “Harusnya semua pemain entah dia inti atau cadangan, ya siap ketika dimainkan. Kepercayaan diri harus tetap dijaga walaupun tidak dipilih oleh pelatih untuk main,” ucapnya.

Pelatih Persita Zainal Abidin menilai adanya motivasi tinggi Sunar Sulaiman dkk semalam. Itu tak lepas dari kemenangan yang diraih salah satu pesaing Pendekar Cisadane di zona degradasi Deltras Sidoarjo yang beberapa jam sebelumnya sukses membekap Pelita Jaya FC 2-1 di Stadion Delta, Sidoarjo. “Seandainya kalah status juru kunci klasemen jadi milik Persita karena Deltras berhasil meraih kemenangan. Karena itu, para pemain sangat termotivasi dan itu tampak di ruang ganti,” kata Zainal.

Tak hanya sukses menghindari status sebagai juru kunci, Pendekar Cisadane pun untuk sementara berhasil melepaskan diri dari zona degradasi. Dengan raihan 18 poin dari 23 laga, Persita kini nangkring di posisi 14. Sebaliknya buat SFC, kekalahan dari Persita membuat klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan itu gagal menyamai raihan poin Persipura Jayapura. SFC masih nyaman di posisi kedua klasemen dengan 43 angka dari 22 pertandingan.

Laga tadi malam sebenarnya nyaris tak digelar setelah pihak pengelola Stadion Siliwangi enggan menyalakan lampu penerangan stadion. Menurut salah seorang pengurus Persita, kejadian tersebut disebabkan belum dibayarnya uang sewa stadion untuk penggunaan lampu sekitar Rp 20 juta. Akibatnya laga sempat tertunda sekitar 15 menit dari yang dijadwalkan yakni pukul 19.00WIB. “Tapi kenyataannya pihak pengelola justru belum menerima uang tersebut,” ucap pengurus yang enggan disebut namanya tersebut. (m taufik/iwan s)

Tidak ada komentar: