16 Desember 2008

Potensi Investasi Masih Tinggi

Ketua Umum BPD HIPMI Sumsel Dodi Reza Alex tampak serius memperhatikan pembicaraan pimpinan Bank Indonesia Palembang Endoong Abdul Gani pada pembukaan Forum Diskusi Peluang dan Tantangan Investasi di Sumsel, di ruang rapat BI Palembang kemarin.


PALEMBANG
(SINDO) – Stabilitas perekonomian yang baik dan sumber daya alam yang melimpah, membuat Provinsi Sumatera Selatan masih masuk jajaran atas daerah sasaran investasi.

Pemimpin Bank Indonesia Palembang Endoong Abdul Gani mengatakan, regional Sumbagsel yang meliputi Sumsel, Lampung, Babel, dan Bengkulu pada tahun 2007 lalu jumlah share sektoral produk domestik regional bruto (PDRB) sebanyak Rp 201,53 triliun. Menurut dia, dari data yang diperoleh BI, pertumbuhan paling tinggi berada di sektor jasa yang mencapai 22,67%, sedangkan sektor pertanian menyumbang 19,59%. Berdasarkan share keempat provinsi tersebut, Provinsi Sumsel menyumbang 54,53% total PDRB atau sekitar Rp 109,9 triliun. Disusul Provinsi Lampung dengan 30,23%, dan Bengkulu 6,36%, serta Babel 8,88%. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, pertumbuhan ekonomi Sumbagsel tahun 2007 mencapai 17,6%. “Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang kami nilai luar biasa. Pada tahun 2007 tersebut, terjadi peningkatan mencapai Rp 30 triliun lebih dari tahun sebelumnya,” ujarnya saat membuka Forum Diskusi Investasi yang diselenggarakan Bank Indonesia Palembang kemarin.

Meski pertumbuhan ekonomi sangat signifikan, lanjut dia, namun hal itu masih diiringi dengan tingginya tingkat inflasi. Bahkan tingkat inflasi Sumbagsel melebihi tingkat inflasi nasional. Khusus untuk Palembang yang di-observe adalah 16,4%, dan Sumbagsel secara umum mencapai 16,5% per Oktober 2008. Penyebabnya, menurut Endoong, masih didominasi oleh bahan makanan yang menyumbang 21%, perumahan 19%, dan kesehatan 19%. Sementara untuk nilai ekspor per September 2008 mencapai USD 6,235 miliar. “Angka-angka di atas menunjukkan bahwa perekonomian Sumbagsel memiliki potensi yang sangat baik,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Sumsel Ahmad Rizal mengatakan, masih sangat banyak permasalahan yang dihadapi calon investor saat akan menanamkan modalnya. Permasalahan itu di antaranya prosedur birokrasi perizinan yang masih rumit, terbatasnya infrastruktur, produktivitas tenaga kerja, serta tingginya suku bunga dan sulitnya mencari pinjaman dari perbankan. (iwan setiawan)

foto : ahmad junaidi


Tidak ada komentar: