PALEMBANG (SINDO) – Menjelang tutup tahun 2008, harga beberapa komoditas sembilan bahan pokok (sembako) mengalami penurunan. Hal itu disebabkan melimpahnya stok yang dipersiapkan untuk perayaan Natal dan Tahun Baru 2009.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palembang Yustianus Jafar mengatakan, dari hasil pendataan pihaknya di pasar tradisional Kota Palembang, memang terjadi penurunan harga sembako dalam dua pekan terakhir. Penurunan tersebut terjadi pada beberapa komoditas harga sembako secara rata-rata mencapai Rp 1.000 – Rp 2.000 per satuannya. “Untuk beberapa komoditas, seperti beras produksi lokal Sumsel, minyak goreng, daging sapi, telur ayam, memang turun harganya. Penyebabnya, kemungkinan besar karena banyaknya stok komoditas tersebut di pedagang,” ujarnya kepada SINDO kemarin.
Dari data yang dirilis Disperindag, Jumat (26/12), penurunan paling tajam terjadi pada daging ayam. Jika pada akhir November lalu harga daging ayam berkisar Rp 28.000/kg, pada akhir Desember ini harga daging ayam anjlok hingga Rp 8.000 menjadi Rp 20.000/kg.
Sementara itu, Badrun, pedagang di Pasar Cinde, mengaku, kenaikan harga beberapa komoditas sembako, khususnya sayur-mayur, disebabkan musim hujan sehingga produksi berkurang. Selain itu, terhambatnya pasokan membuat stok di pedagang menipis. “Berkurangnya pasokan sayur-mayur disebabkan beberapa daerah sentra sayur-mayur rusak atau tergenang banjir. Buruknya cuaca belakangan ini juga membuat distribusi menjadi terhambat. Sebab, untuk sayur-mayur masih banyak yang didatangkan dari luar daerah (Sumsel),” ungkapnya. (iwan setiawan)
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palembang Yustianus Jafar mengatakan, dari hasil pendataan pihaknya di pasar tradisional Kota Palembang, memang terjadi penurunan harga sembako dalam dua pekan terakhir. Penurunan tersebut terjadi pada beberapa komoditas harga sembako secara rata-rata mencapai Rp 1.000 – Rp 2.000 per satuannya. “Untuk beberapa komoditas, seperti beras produksi lokal Sumsel, minyak goreng, daging sapi, telur ayam, memang turun harganya. Penyebabnya, kemungkinan besar karena banyaknya stok komoditas tersebut di pedagang,” ujarnya kepada SINDO kemarin.
Dari data yang dirilis Disperindag, Jumat (26/12), penurunan paling tajam terjadi pada daging ayam. Jika pada akhir November lalu harga daging ayam berkisar Rp 28.000/kg, pada akhir Desember ini harga daging ayam anjlok hingga Rp 8.000 menjadi Rp 20.000/kg.
Sementara itu, Badrun, pedagang di Pasar Cinde, mengaku, kenaikan harga beberapa komoditas sembako, khususnya sayur-mayur, disebabkan musim hujan sehingga produksi berkurang. Selain itu, terhambatnya pasokan membuat stok di pedagang menipis. “Berkurangnya pasokan sayur-mayur disebabkan beberapa daerah sentra sayur-mayur rusak atau tergenang banjir. Buruknya cuaca belakangan ini juga membuat distribusi menjadi terhambat. Sebab, untuk sayur-mayur masih banyak yang didatangkan dari luar daerah (Sumsel),” ungkapnya. (iwan setiawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar