31 Oktober 2008

Perbankan Diminta Fokus

KUCURAN KREDIT UMKM

PALEMBANG (SINDO) – Bank Indonesia (BI) meminta kredit untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) tetap disalurkan perbankan karena sektor usaha tersebut terbukti resistan terhadap krisis ekonomi.

Deputi Gubernur BI Bidang Kebijakan Stabilitas dan Pengaturan Muliaman Darmansyah Hadad mengatakan, UMKM tetap jadi tumpuan perekonomian di saat krisis melanda. Hal itu disebabkan sektor usaha tersebut memiliki daya tahan dibanding industri yang menggunakan bahan impor dalam produksinya. Untuk itu, ujar dia, perbankan mesti fokus pada pembiayaan UMKM. “Terbukti, saat krisis moneter pada 1997, banyak industri bangkrut, tapi justru pelaku UMKM berkibar. Oleh sebab itu, bagi perbankan yang selama ini memandang sebelah mata pelaku UMKM dan mengagungkan nasabah kredit konsumtif, harus mulai reorientasi kebijakan kredit mereka,” ujarnya seusai menghadiri seminar nasional dalam rangka Lustrum FE XI Universitas Sriwijaya di Palembang kemarin.

Meski kondisi krisis keuangan global kian parah dan mulai dirasakan beberapa sektor usaha di Indonesia, Muliaman menegaskan, pembiayaan kredit tetap berjalan. Namun, perbankan harus lebih meningkatkan prinsip kehati-hatian sebelum mengucurkan kredit. Sebab, bank juga harus tetap menjaga dan terus mencari sumber likuiditas mereka. “Meski kita minta kepada bank untuk hati-hati, kredit UMKM tetap harus dijalankan. Selain itu, bank harus mengendalikan likuiditas,” katanya.

Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Sriwijaya Syaipan Djambak menerangkan, upaya antisipasi krisis yang dilakukan adalah dengan melindungi sektor riil. “Bagaimana UMKM mau berkembang kalau bank tampaknya alergi dengan mereka. Pengajuan kredit UMKM di beberapa bank sepertinya sulit sekali, belum lagi diberatkan dengan berbagai syarat serta suku bunga pinjaman yang tinggi. Mulai sekarang, perbankan harus mulai mengubah arah kebijakannya sesuai kondisi krisis yang dihadapi saat ini,” tuturnya. (iwan setiawan)

halaman 22

Tidak ada komentar: