20 November 2008

Penurunan Harga BBM Industri Disambut Dingin

PALEMBANG (SINDO) – Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) industri yang dilakukan Pertamina disambut dingin pengusaha perkebunan di Sumatera Selatan (Sumsel).

Sales Manager Pemasaran bahan bakar minyak (BBM) Industri & Marine Region I Sumbagsel Budi Setio Hartono menjelaskan, PT Pertamina (Persero) terhitung 15 November 2008 menurunkan harga seluruh jenis BBM industri antara 7,2%–28,6% dibandingkan per 1 November 2008. Meski begitu, belum tampak adanya peningkatan pemesanan BBM industri oleh perusahaan-perusahaan. Apalagi, sejak krisis finansial global melanda dunia dan berimbas pada sektor industri riil di Sumsel, terjadi penurunan pemesanan BBM industri. Meski enggan menyebut angka real, Budi mengaku jumlahnya cukup signifikan. “Memang ada penurunan, tapi angkanya belum pasti karena masih kami evaluasi terus. Mudah-mudahan dengan adanya penurunan harga ini, tingkat pemesanan bisa normal kembali,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Sementara itu, Ketua Gabungan Perusahaan Perkebunan Sumsel (GPPSS) Syamsir Syahbana mengatakan, akibat yang dirasakan perusahaan perkebunan khususnya kelapa sawit atas krisis keuangan global adalah menurunnya pesanan dari importir. Hal itu mengakibatkan anjloknya harga komoditas crude palm oil (CPO) yang berimbas pada tertahannya produksi pabrik. “Bagaimana mau produksi kalau biayanya tidak tertutupi dengan harga jual. Perusahaan juga kan tidak mau rugi,” tuturnya.

Syamsir mengungkapkan, dengan tertahannya proses produksi, pemesanan BBM jenis solar yang digunakan untuk mesin produksi juga dikurangi. (iwan setiawan)


Tidak ada komentar: